Menembus Batas Mimpi
Seorang anak berumur 8 tahun melihat sebuah pesawat terbang untuk pertama kalinya. Dia takjub dan bersemangat melihat benda yang bisa terbang begitu saja di langit dengan begitu kuatnya. Suatu kali ia mendapat kesempatan untuk melihat sebuah pesawat secara langsung. Ia pun semakin jatuh cinta dengan pesawat itu dan kemudian ingin menjadi seorang pilot. Pasti seru sekali kalau bisa menerbangkan pesawat terbang, pikirnya. Pasti aku bisa melihat awan-awan dari jarak yang sangat-sangat dekat, bahkan mungkin aku bisa membawa pulang beberapa awan yang kutemui, pikirnya. Nanti aku akan berkeliling dunia, pikirnya. Imajinasinya luas dan ia kreatif dalam memikirkan keinginannya itu.
Sejauh apa sebenarnya kita boleh bermimpi? Di manakah batas sebuah mimpi?
Kita bebas dalam hal bermimpi, tapi ada respon yang berbeda yang dilakukan oleh orang-orang yang bermimpi. Pertama, mereka yang membiarkan mimpi jadi sekedar mimpi – dengan kata lain, mereka yang punya mimpi, tapi tidak mengerjakan apa-apa. Kedua, mereka yang menempatkan mimpi mereka sebagai kenyataan yang akan terjadi di masa yang akan datang, sehingga mereka melakukan sesuatu atau bekerja atau berusaha sehingga mimpi tersebut menjadi kenyataan.
Kembali ke kisah anak kecil tadi, bukankah seru dan menyenangkan membayangkan mimpi itu benar-benar terjadi? Dia pergi berkeliling dunia dalam pikirannya, menyentuh awan dalam pikirannya, tapi jika anak itu sungguh-sungguh mewujudkan keinginannya itu, maka kira-kira, ia harus sekolah dengan rajin dan baik, belajar tentang cuaca, belajar tentang pesawat, masuk dan lulus dari sekolah pilot, dan sebelum luluspun ia harus melalui berbagai kelas, ujian, dan level-level lainnya sampai pada akhirnya… dia bisa menjadi seorang pilot. Menjadi pilot pun tidak berhenti di situ saja. Ia perlu menjadi seorang pilot yang punya visi dan tujuan, kalau tidak ia akan melalui hari-harinya sebagai pilot dengan hampa dan kosong. Bekerja tahap demi tahap adalah kuncinya.
Agar mimpi tidak sia-sia, ayo kita menjadi orang-orang yang menembus batas mimpi. Berani mewujudkan mimpi itu, menembus batasnya sampai jadi kenyataan. Hidup yang kita miliki sangatlah berharga untuk disia-siakan dalam khayalan saja. Dengan potensi dan talenta yang sudah kita terima dari Tuhan yang Maha Esa, kita bisa menciptakan berbagai karya, bekerja dan berusaha, melakukan hal-hal yang konkrit tahap demi tahap. Inilah sikap diri dan respon yang perlu kita berikan terhadap mimpi yang muncul di hati kita.
+++
An eight-year-old boy saw an airplane for the first time. He was amazed and so excited to see a giant and mighty flying object in the sky. Once, he got the chance to see an airplane on a very close distance. He fell even more in love with it and dreamt to be a pilot. It must be thrilling to fly an airplane, he thought. I would be able to see the clouds real close that I could bring some of them home, he thought. I would be going around the world, he thought. His imagination is so wide and he creatively thinking about his dreams.
How far can we dream actually? Where is the limit of a dream?
We are free to dream a dream, but there are different responds that people with dreams do. Firstly, people who let dreams be just dreams – in other words, they dream about something, but do nothing. Secondly, people who make dreams as their future reality, so they would do something, work for it, or try their best it will happen.
Back to the little boy’s story, isn’t it fun and exciting to imagine about a time when dreams really come true? He goes around the world in his mind, touches the clouds in his mind, but if he really desires to make it a reality, well he’ll at least need to graduate from his school with good grades, learn about the weather, learn about the plane, enter and finish school for pilot, and before he even graduates, he’ll need to go through many classes, tests, levels, until finally... be a pilot. Doing it step by step is the key.
Not wasting our dreams, let’s go through the boundaries of dreams. Be brave and make it happen, go through the boundaries so our dreams will become reality. Our life is too precious for a mere fantasy. Our God-given potential and talents are meant for creating many things. Do it step by step. This is the attitude and the respond we need to have towards the dreams that grow within us.